Berkunjung ke sebuah panti pijat bagaikan mengunjungi sebuah harem raja kuno Arab. Puluhan wanita pemijat akan menanti anda dengan senyum di bibir. Dengan wajah cantik, bedak dan lipstik sang pemijat akan melayani anda sebagai seorang pasien.
Di Jakarta, sebuah panti pijat berdiri dengan kokohnya di sebuah jalanan padat arus lalu lintas dengan sebuah papan nama "Pijat Refleksi Tradisional" Melayani pijat seluruh badang. Sebuah slogan selamat datang bagi banyak pria hidung belang.
Wanita pemijat biasanya berasal dari desa-desa yang terkungkung dengan masalah ekonomi. Status paling umum dari wanita ini adalah janda. Himpitan ekonomi yang mendesak membuat piliha bekerja di panti pijat sebagai sebuah solusi bagaikan sebuah oase di padang pasir.
Pijat refleksi di tempat itu, seperti kebanyakan tempat pijat refleksi lainnya juga melayani pijat plus. Pijat All in One istilahnya. Tarifpijat hanya Rp. 50.000 dan jika tamu menginginkan layanan yang lebih biasanya terjadi nego antara tamu dan wanita pemijat. Tarif untuk kencan kilat biasanya berkisar antara Rp. 200.000 sampai Rp. 400.000 tergantung nego.
Beberapa panti pijat di daerah Jakarta, Bandung dan Surabaya memberlakukan larangan untuk berbuat asusila di dalam kamar. Tetapi larangan tersebut sepertinya tidak terlalu efektif sebab transaksi seks di kamar-kamar panti pijat tersebut tetap berlangsung.
Di Bandung, sebuah panti pijat baru-baru ini di grebek petugas. 3 pasang orang di bawa ke kantor untuk diperiksa karena terbukti melakukan adegan mesum di kamar panti pijat.
Sementara itu, sebuah panti pijat di Surabaya memasang iklan di koran harian setempat dan memberi layanan antar jemput bagi wanita pemijatnya. Sistem ini terbilang efektif untuk menghindari penggerebekan dari petugas.
Prostitusi berselubung panti pijat hidup di tengah kota bosa seperti jakarta, bandung dan Surabaya. Model seperti ini termasuk efektif sebab memiliki jam kerja di siang hari dengan lokasi yang rata-rata strategis.
09 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar