28 Juni 2008

Cerita Pemerkosaan Wanita Muda

Cerita tentang perkosaan selalu saja menyakitkan. Hanya manusia tak punya rasa yang tidak memahami pedihnya hidup sebagai korban pemerkosaan.

Namaku Dita, seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di jakarta. Hidupku yang serba hedonis membuat frame hidupku menjadi tergerus sedikit demi sedikit. Orang tua yang seharusnya menjadi pengayom ternyata tidak lebih dari dua manusia egois yang entah mengapa mereka memilih menikah.

Aku merasa ekstasi ketika bergoyang di lantai diskotik. Entahlah semua permasalahan rasanya hilang begitu saja. Rasa lepas dari diri menjadi semacam jalan keluar pintas dari segala tekanan hidup.

Dan Tuhan menjadi kata yang begitu asing dalam hidupku. Dan mungkin saja dalam keluargaku. Sajadah, kopiah apalagi hijab menjadi barang langka di rumah ini.

Di masa kanak-kanak aku pernah menjadi korban perkosaan seorang pria bejat. Rasa hina diri membuatku tidak lagi menghargai tubuh ini. Rasa malu membuatku menyembunyikan salah satu kisah nyata hidup ini.

Dan pil adalah solusi yang begitu mendamaikan hidupku. Pil bagaikan sebuah agama bagiku. Ku ambil sebutir pil dan meminumnya bersama segelas air dan tiba-tiba saja hidupku menjadi bahagia, langkahku pasti dan semua permasalahan menjadi hilang.

Aku tidak pernah melupakan kejadian mengerikan di usiaku yang ke 14 tahun, sepulang sekolah penistaan yang kualami itu menjadi beban seumur hidupku. Harus ku tanggung sendiri, tak berani ku ungkapkan dan tak berani ku laporkan.

Aku seorang wanita, kata orang harga diri seorang wanita adalah segalanya. Tetapi aku tidak lagi memiliki harga diri kecuali seonggok tubuh dengan tulang dan daging beserta senyuman palsu.

Sebagai seorang korban perkosaan aku menjadi gamang akan hidup. Ada rasa rendah diri yang menghantui.

Tidak ada komentar: